Ikuti kami




MAHKOTA GROUP (MGRO) MENCATATKAN PENURUNAN PENDAPATAN SEPANJANG KUARTAL III 2019

06 November 2019

PT Mahkota Group Tbk (MGRO) mencatatkan pendapatan yang menurun sepanjang kuartal III 2019. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III, pendapatan MGRO turun 6,8% year on year (yoy) menjadi Rp 1,36 triliun dari sebelumnya Rp 1,46 triliun.

Pendapatan yang menurun diikuti dengan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang juga menyusut cukup dalam sebesar 46,83% yoy, dari sebelumnya Rp 45,41  miliar menjadi Rp 24,14 miliar.

Dalam laporan keuangan per September 2019, emiten berkode saham MGRO tersebut membukukan laba sebesar 29,69 miliar. Hasil tersebut menurun sebesar 41,47% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai 50,73 miliar.

Adapun sumber pendaptan terbesar Mahkota Group berasal dari minyak sawit mentah, inti sawit dan jasa tangki. Selain itu, MGRO juga memiliki sumber pendapatan dari cangkang, dan jasa manajemen.

Sementara itu, total aset yang telah dibukukan pada September 2019 sebesar Rp1,31 triliun, naik sebesar 22,42% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Aset tersebut terdiri dari liabilitas senilai Rp645,3 miliar dan ekuitas Rp674,4 miliar.

Adapun, menurunnya kinerja emiten perkebunan tersebut disebabkan harga crude palm oil (CPO) yang belum stabil. Harga minyak kelapa sawit sempat terus menurun di bawah RM 2.000 per ton. Bahkan, harga CPO sempat mencapai rekor terendah.

Mengutip Bloomberg, harga CPO kontrak pengiriman Agustus 2019 di Malaysia Derivative Exchange berada di level RM 1.963 per metrik ton. Harga ini melemah 0,15% dari hari sebelumnya sebesar RM 1.966 per metrik ton. Secara year to date (ytd), harga CPO sudah anjlok 10,5%. Kenaikan tertinggi harga CPO terjadi pada Agustus di level RM 2.259 per metrik per ton pada 30 Agustus 2019.

Sekretaris Perusahaan MGRO Elvi menyebutkan, penurunan bottom line dikarenakan  harga Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) atau inti sawit yang secara global cenderung turun drastis sepanjang tahun 2019. "Itu juga di luar kendali perusahaan," katanya ketika dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (2/11).

Walaupun mencatatkan penurunan, secara operasional  produksi MGRO diklaim mengalami peningkatan. Lebih lanjut Elvi mengatakan, perusahaan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.

MGRO berharap bisnis tahun depan akan lebih baik dibandingkan tahun 2019. Perusahaan optimistis karena lini hilirisasi atau refinery akan mulai berjalan penuh. Berdasarkan data yang dihimpun Kontan.co.id, sejauh ini proses pabrik sudah mencapai 85%.

Nantinya, pabrik akan menghasilkan produk minyak goreng dengan kapasitas produksi 1.500 ton per hari. Untuk produk kernel crushing plant akan menghasilkan minyak inti sawit sebesar 400 ton per hari.

Optimisme MGRO didorong oleh faktor lainnya, seperti program biodiesel dari pemerintah, dan penambahan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Sumatera Selatan. "Itu semua akan memberikan dampak pada peningkatan kinerja kami di tahun depan," katanya lagi.

Sejauh ini, perusahaan belum menentukan besaran alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) perusahaan di tahun 2019. Angka ini masih dalam perhitungan manajemen karena akan ada beberapa rencana usaha yang akan dikembangkan nantinya.

Sumber :