Ikuti kami




SAHAM PERUSAHAAN KELAPA SAWIT MENGUAT

15 Oktober 2019

Medan, (Analisa). Di tengah-tengah banyak saham me­ngalami pe­nu­run­an, justru saham perusahaan kelapa sawit mengalami peningkatan. “Iya benar. Saham kita mengalami peningkatan,” ungkap Dirut Mahkota Group (MGRO), Usli Sarsi, belum lama ini.

Terjadinya peningkatan nilai saham perusahaan ke­lapa sawit di dorong ke­bi­jakan pemerintah yang akan mene­rapkan Biodisel 30% (B30) tahun depan. Penerapan B30 akan mening­katkan penggunaan crude palm oil (CPO) di dalam negeri. Apalagi peme­rintah terbilang sukses dalam mene­rapkan B20 di tahun ini.

Selain akan menerapkan B30 di ta­hun depan, langkah pemerintah me­nun­da pajak ekspor kelapa sawit sam­pai tahun depan sangat mem­bantu da­lam meningkatkan pendapatan laba pe­rusahaan.

“Bila awal tahun nanti pajak ekspor diberlakukan tidak akan memberi pe­ngaruh besar, karena B30 sudah diber­lakukan sehingga pe­nye­rapan CPO di dalam negeri lebih banyak,” je­lasnya.

Dengan semakin banyak penye­ra­pan di dalam negeri diharapkan harga CPO se­makin kuat dan tidak dipe­ngaruhi dari negara peng­impor. De­ngan diberlakukan B30, dari total produksi CPO di Indonesia sebanyak 47 juta ton, hanya 65% untuk ekspor, sedangkan sisanya untuk kebutuhan dalam negeri.

Usli tidak terlalu khawatir dengan kebakaran lahan akan berdampak pada penurunan ekspor CPO. Menurutnya, kebakaran lahan bukan se­mata-mata karena kebutuhan kelapa sawit. Kalau dikatakan tahun depan produksi kelapa sawit mengalami penurunan, itu bukan karena disebabkan kebakaran lahan, tapi dise­babkan kemarau panjang dan petani kurang memberi pu­puk.

“Kondisi ini sama pada tahun 2016 lalu terjadi ke­marau panjang dan ke­ba­karan lahan. Pada tahun berikutnya produksi kelapa sawit menurun,” ka­tanya.



Optimis

Indonesia sebagai peng­hasil CPO di dunia dapat menjadi kekuatan ekono­mi. Dunia butuh energi yang sustainable (berkelanjutan) untuk menghi­dupkan mesin kendaraan, pabrik, lis­trik dan sebagainya. Selama ini peng­gunaan energi berbahan fosil tidak sustainable dan pe­nyum­bang pencemaran ling­kungan. Sementara energi dari ma­tahari, air, udara memiliki keter­ba­ta­san. Se­dangkan penggunaan ener­gi dari nuklir memberi resiko besar bila terjadi kebocoran.“Kita sangat optimis CPO dinilai energi yang sustainable dan ramah lingkungan.,” ungkap Usli.

Potensi besar CPO men­jadi sumber ener­gi, Mahkota Group mengambil lang­­kah dengan melakukan akusisi sebuah perusahaan kelapa sawit yang berada di Suma­tera Selatan dengan ni­lai Rp120 miliar. Penambahan kelapa sawit diharap­kan akan semakin mem­perkuat hasil pro­duksi CPO bukan saja untuk ke­butuhan ekspor, tapi juga kebutuhan dalam negeri. (rin)

Sumber : https://harian.analisadaily.com/ekonomi/news/saham-perusahaan-kelapa-sawit-menguat/808631/2019/10/15