Ikuti kami




DUH! GEGARA CORONA PRODUSEN CPO ANCANG-ANCANG PANGKAS TARGET

12 Februari 2020

Emiten produsen kelapa sawit mulai pasang ancang-ancang merevisi target penjualan dan perolehan laba di kuartal I-2020. Penurunan penjualan berpotensi terjadi karena dampak virus corona membuat permintaan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) berpotensi turun.

Direktur Utama PT Mahkota Group Tbk (MGRO) Usli Sarsi mengatakan virus corona sudah mengkhawatirkan semua orang. Mau tidak mau, Mahkota Group mulai menghitung ulang target pencapaian kinerja finansial tahun ini.

"Kita akan revisi juga target dengan melihat kondisi sekarang ini. Karena penanganan virus ini sedang berlangsung. Jika dalam 2 hingga 3 bulan bisa ditangani, saya kira revisinya tidak terlalu jauh," kata Usli kepada dalam dialog melalui sambungan telepon dengan CNBC Indonesia, Selasa (11/2/2020).

Menurut Usli, Indonesia memasuki kondisi yang kurang baik karena wabah virus corona yang sudah membunuh 1.011 jiwa. Ini membuat ekonomi dunia terganggu, termasuk Indonesia.

"Kita sekarang memasuki kondisi yang kurang baik. Ini tak hanya mempengaruhu industri sawit tapi ekonomi seluruh dunia," kata Usli.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kanya Lakshmi Sidarta mengatakan jika dalam tiga bulan virus corona tidak tertangani maka akan berdampak serius terhadap industri sawit Indonesia.

"Kalau dalam terus-terusan dalam tiga bulan, saya ga tahu deh. Memang ada pergeseran (pasar). Tadinya ke China geser ke negara lain. Tetapi ini tidak bisa seterusnya. China, India dan Eropa masih merupakan pasar terbesar. Kalau pengiriman ke China terganggu, dampaknya akan sebesar yang selama ini kita berdagang dengan China," ujar Lakshmi, saat wawancara dengan CNBC Indonesia, Selasa (11/2/2020).

Laksmi menjelaskan, gangguan ekspor ke China tersebut, akan membuat dampaknya sama seperti saat CPO asal Indonesia tidak diserap pasar Eropa.

"Jadi sekarang di Indonesia, untuk sawit ada dua isu, yaitu ke Eropa dan China," tambah Lakshmi.

Menurut data Gapki ekspor CPO dan produk turunannya sepanjang 2019 mencapai 36,17 juta ton. China menjadi pasar ekspor terbesar sebanyak 6 juta ton (di luar produk oleokimia dan biodiesel).

Selain China, ekspor CPO terbesar kedua ke India sebesar 4,8 juta ton dan Uni Eropa 4,6 juta ton. Khusus untuk produk oleokimia dan biodiesel, ekspor terbesar adalah ke China 825 ribu ton, diikuti oleh Uni Eropa 513 ribu ton. Ekspor minyak sawit ke Afrika mencapai 2,9 juta ton pada 2019, naik 11% dari 2,6 juta ton pada 2018.

Nilai ekspor produk minyak sawit termasuk oleokimia dan biodiesel 2019 diperkirakan mencapai US$ 19 miliar. Nilai ekspor turun 17% dibanding 2018 yang nilainya mencapai US$ 23 miliar.

Ini menjadi sentimen negatif bagi industri kelapa sawit nasional. Hal tersebut tercermin dari penurunan indeks sektor agribisnis di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang turun hingga 13,17%, yang merupakan koreksi indeks sektoral terbesar.

Sumber :  https://www.cnbcindonesia.com/market/20200211112848-17-136895/duh-gegara-corona-produsen-cpo-ancang-ancang-pangkas-target