Ikuti kami




DIRUT MGRO USLI : KEBUTUHAN BAHAN SAWIT TERUS MENINGKAT

16 September 2021

Medan, (Analisa) - Potensi kelapa sawit di Indonesia semakin menjanjikan seiring terus meningkatnya permintaan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Ini karena penggunaan bahan sawit dibutuhkan tiga sektor sekaligus yakni energi, pangan dan consumer goods.

“Kalau sebelumnya, permintaan Crude Palm Oil (CPO) lebih banyak datang dari luar negeri, kini permintaan dari dalam negeri perlahan- lahan terus meningkat. Ini yang membuat kita senang. Bila permintaan CPO lebih banyak dari dalam negeri, maka black campaign yang dilakukan negara luar untuk menjatuhkan harga CPO Indonesia tidak bisa dilakukan lagi,” ungkap Direktur Utama PT Mahkota Group Tbk, Usli Sarsi, Senin (13/9).

Pemerintah kata Usli sangat serius mendorong penggunaan bahan sawit untuk berbagai keperluan. Dari sektor energi penggunaan Fatty acid methyl ester (FAME) yang merupakan olahan CPO dicampurkan ke bahan bakar solar salah satu upaya penggunaan bahan sawit di Indonesia. Pemerintah dulu berencana penggunaan PAME yang dicampur ke bahan bakar solar sampai 50%. Namun masih belum tercapai dan masih 30%. Dengan keseriusan pemerintah FAME nantinya dapat menggantikan bahan bakar solar.

Tidak hanya bahan bakar solar untuk mesin disel, pemerintah melalui pertamina juga mulai mengembangkan bahan bakar pesawat dapat dicampur dengan minyak sawit.

Penggunaan bahan sawit menjadi alternatif penggunaan energi secara berkelanjutan. Penggunaan bahan bakar fosil, tambang seperti batubara tidak dapat dilakukan secara berkelanjutan karena terus berkurang. Selain itu juga tidak ramah lingkungan. Begitu pula dengan penggunaan nuklir untuk kebutuhan energi mulai ditinggalkan. Gempa yang terjadi di Jepang beberapa waktu lalu membawa dampak besar akibat industri nuklir mengalami rusak. Kini Jepang yang dulu banyak menggunakan nuklir untuk kebutuhan energi mulai beralih ke energi lain salah satu dari bahan sawit.

“Bila semakin banyak penggunaan energi dari bahan sawit, otomatis permintaan meningkat, harga semakin bagus dan masyarakat yang berada di PKS dapat sejahtera” sebutnya.

Kebutuhan bahan sawit untuk kebutuhan sektor pangan juga terus dikembangkan. Produksi minyak goreng nabati yang dihasilkan negara Eropa tidak akan mampu mengimbangi produksi minyak goreng sawit. Kelapa sawit bisa menghasilkan 3 sampai 4 kali lebih banyak dari minyak nabati. Begitu pula dengan biaya produksi kelapa sawit lebih murah.

Hasil riset yang dilakukan minyak sawit mengandung vitamin E dan vitamin K. Vitamin E terdapat 8 antioksidan yang berfungsi untuk melindungi kulit. Kandungan vitamin yang dimiliki, industri kesehatan banyak menggunakan bahan sawit untuk menghasilkan vitamin.

Bahan sawit untuk sektor consumer goods ke depan akan terus meningkat. Ada sekitar 200 turunan yang bisa diolah untuk menghasilkan bahan jadi yang dipergunakan sehari-hari dari bahan sawit. Saat ini masih belum banyak yang belum diolah menjadi bahan jadi. Jadi masih sangat terbuka luas untuk dikembangkan. Apalagi bahan sawit di Indonesia sangat banyak.

Sektor consumer goods kata Usli terus banyak dibutuhkan seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah dan semakin tinggi kesadaran menjaga kesehatan.

“Nilai positif pandemi Covid-19 kesadaran masyarakat menjaga kebersihan semakin baik,” sebutnya. (rin)

Sumber : Analisa