Ikuti kami




MGRO INCAR LONJAKAN LABA

01 April 2022

Emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, PT Mahkota Group Tbk (MGRO), menargetkan laba bersih tahun ini melesat 155% setelah berhasil membalik kerugian tahun lalu. 

Berdasarkan laporan keuangan 2021, perusahaan yang berkantor pusat di Medan ini mencetak laba bersih Rp78,5 miliar setelah mengalami kerugian pada 2020. 

“Untuk laba, kami menargetkan Rp200 miliar pada tahun ini,” kata Direktur Utama MGRO Usli Sarsi, Rabu (30/3). Artinya, target itu mengindikasikan pertumbuhan laba bersih melonjak 154,8%. 

Adapun, total pendapatan MGRO pada 2021 tercatat Rp7,3 triliun, meningkat Rp3,2 triliun dari perolehan tahun sebelumnya. 

Asetnya pun meningkat sekitar 26,9%. Aset lancar yang dimiliki perusahaan tercatat Rp809 miliar, meningkat Rp446 miliar dalam setahun. Kemudian, aset tidak lancar tercatat Rp1 triliun, sedikit meningkat dari tahun sebelumnya. 

Pada saat yang sama, posisi kas dan setara kas MGRO tercatat Rp90 miliar, dibandingkan posisi 2020 yang hanya Rp26 miliar. 

Sementara itu, liabilitas MGRO pada 2021 berjumlah Rp1,1 triliun, sedangkan ekuitasnya tercatat Rp709 miliar. 

Dengan demikian, total liabilitas dan ekuitas MGRO pada 2021 berjumlah Rp1,8 triliun, meningkat Rp386 miliar dari posisi 2020.

Sebelumnya, MGRO mengantisipasi dampak kenaikan pungutan ekspor produk sawit setelah pemerintah menerbitkan PMK No. 23/ PMK.05/2022. Volume ekspor perusahaan diperkirakan akan terimbas. 

“Dengan berlakunya PMK tersebut, sudah pasti akan mempengaruhi volume ekspor perusahaan. Nilai ekonomis antara harga ekspor dengan harga lokal tentunya akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi perusahaan yang berbasis pada profit,” kata Sekretaris Perusahaan MGRO Elvi ketika dihubungi, Sabtu (19/3). 

Meski demikian, Elvi mengatakan MGRO tetap mendukung kebijakan pemerintah, terutama kebijakan yang bisa berdampak pada kemajuan industri kelapa sawit di Indonesia. 

“Perusahaan tetap akan mendukung kebijakan-kebijakan dari pemerintah dalam hal untuk membantu kemajuan dalam industri kelapa sawit baik di Indonesia maupun global,” kata Elvi. 

Sumber : Bisnis Indonesia hari Kamis, 31 Maret 2022