PUBLIK EXPOSE MGRO 2022
29 November 2022
Sawit Penopang Ekonomi Ditengah Resesi Dunia
Memasuki akhir tahun 2022, PT Mahkota Group Tbk optimis target pendapatan Rp8 triliun dengan laba bersih 100 miliar di tahun 2022 dapat tercapai.
“Meski saat ini banyak negara dilanda resesi, kita masih optimis dapat mencapai proyeksi perusahaan di tahun 2022,” ungkap Direktur Utama PT Mahkota Group Tbk, Usli Sarsi pada acara Publik Expose yang dilakukan secara online, Jumat (25/11).
Optimis perusahaan dapat dilihat dari pencapaian kinerja volume produksi periode Januari sampai Oktober naik 22,3 persen dari 536 ribu ton di tahun 2021 menjadi 656 ribu ton tahun 2022. Dari laporan keuangan periode Juni aset perusahaan juga mengalami kenaikkan 36,8 persen dari Rp 1,82 triliun menjadi Rp.2,49 triliun tahun 2022.
Ketidakpastian ekonomi global diakui Usli, harga Tandan Buah Segar (TBS) turut berpengaruh naik turun. Pada semester pertama harga TBS mengalami kenaikkan, tapi pada semester kedua mengalami penurunan. Kondisi ini juga berpengaruh volume penjualan CPO dan turunannya pada perusahaan selama periode Januari sampai Oktober mengalami penurunan 5,6 persen dari 471 ribu ton tahun 2021 menjadi 444 ribu ton tahun 2022.
“Kita masih optimis sampai akhir tahun penjualan dapat ditingkatkan,” sebutnya.
Dalam mencapai target, perusahaan melakukan stategi dengan mengembangkan hilirisasi, menjalin kerja sama strategis, melakukan akusisi, meningkatkan efesiensi dan efektivitas operasional, kualitas sumber daya manusia, kelancaran cash flow, memaksimalkan barang investasi dan mencari pendanaan murah.
Menurut Usli, permintaan sawit akan terus mengalami peningkatakan. Sawit sebagai sumber kebutuhan energi, pangan dan barang konsumsi (consumer goods).
“Peserta G20 yang dilaksanakan di Bali salah satu isu yang diangkat transisi energi yang berkelanjutan dan ini telah disepakati pimpinan negara G20,” sebutnya.
Krisis energi yang dialami banyak negara, sawit menjadi alternatif, selain ramah lingkungan juga dapat diproduksi dengan jumlah banyak. Berbeda dengan energi bahan bakar fosil yang merupakan energi yang tidak berkelanjutan, begitu pula dengan minyak nabati lain butuh lahan yang lebih luas. Sebagai perbandingan untuk menghasilkan 53 juta ton minyak butuh lahan 121 juta hektar, sedangkan sawit untuk menghasilkan 65 juta ton minyak butuh lahan 20 juta hektare.
Sawit hanya dapat hidup di daerah tropis sepanjang garis katulistiwa. Itu berarti negara Indonesia negara yang paling luas dapat ditaman sawit.
Sumber : Harian Analisa 28 November 2022