DIREKTUR UTAMA MAHKOTA GROUP : USLI SARSI MENGELOLA LIMBAH SAWIT MEWUJUDKAN PERUSAHAAN KEBERLANJUTAN
08 Oktober 2024
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan industri sawit di Indonesia, meskipun menghadapi banyak tantangan. Sejumlah langkah telah diambil untuk mempertahankan industri tersebut. Hal ini karena sektor sawit terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengurangi kemiskinan.
“Sawit berkelanjutan baik untuk planet ini, untuk manusia dan untuk spesies yang dilindungi disamping memberikan keuntungan. PT Mahkota Group Tbk memiliki visi menjadi salah satu perusahaan terbaik dunia, yang mengutamakan kesejahteraan stakeholder dan ramah lingkungan dalam memproduksi sawit yang,” ungkap Direktur Utama PT Mahkota Group Tbk, Usli Sarsi.
Menurutnya perkebunan sawit adalah anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, karena tidak banyak negara dibelahan dunia dapat ditanam sawit. Tapi bila sawit tidak dikelola secara berkelanjutan, dapat merusak hutan dan membahayakan masyarakat dan satwa liar.
Agar hasil produksi sawit di Indonesia tetap terjaga dan meningkat, kesuburan lahan harus tetap dijaga sehingga tidak perlu membuka lahan baru untuk menanam sawit. Dengan luas perkebunan sawit saat ini di Indonesia sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri, tinggal lagi bagaimana hasil produksi sawit yang ada sekarang ini dapat ditingkatkan.
Salah satu cara untuk mempertahkan kesuburan lahan dengan mempergunakan pupuk kompos. Selama ini penggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang dapat mengurangi kesuburan tanah. Bila penggunaan pupuk kimia terus dilakukan dikhawatirkan produksi sawit terus menurun dan untuk memenuhi kebutuhan pasar mau tidak mau melakukan perluasan lahan dengan memanfaatkan lahan rawa-rawa yang belum dikelola secara maksimal.
Indonesia merupakan negara agraris dengan sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian dan perkebunan. Harusnya sektor pertanian dan perkebunan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara meningkatkan hasil produksi pertanian dan perkebunan sehingga meningkatkan pendapatan baik petani maupun negara.
“Indonesia sebenarnya membutuhkan banyak pupuk kompos untuk lahan pertanian dan perkebunan,” ungkap Usli Sarsi yang juga Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sumatera Utara (APINDOSU) membidangi Pertanian dan Perkebunan.
Menurutnya, Indonesia tidak sulit untuk memproduksi pupuk kompos mengingat bahan baku dapat diambil dari limbah pertanian, perkebunan, peternakan dan sebagainya. Ke depan industri pupuk kompos sangat menjanjikan untuk memberikan keuntungan baik dari penjulan pupuk ditambah pendapat dari kredit carbon.
“Untuk mewujudkan visi, perusahaan berkolaborasi dengan perusahaan lain mengolah janjang kosong (jankos) sawit menjadi pupuk kompos di Sumatra Selatan,” ungkapnya.
Supaya limbah sawit seperti jankos tidak merusak lingkungan perlu diolah agar memberi dampak positif baik bagi perusahaan maupun lingkungan. "Ini merupakan pabrik pupuk kompos granul pertama berbahan baku jankos sawit di Sumatra Selatan, sekaligus merupakan solusi atas penanganan limbah pabrik sawit menjadi bernilai tambah. Sejak awal perusahaan menerapkan prinsip berkelanjutan dan masuk 10 besar perusahaan perkebunan dengan Indeks Keberlanjutan Terbaik,” tegasnya.
Sumber : Harian Analisa terbitan Minggu, 6 Oktober 2024