Ikuti kami




MENUJU GREEN ECONOMY, MAHKOTA GROUP MULAI TERAPKAN PABRIK BERBASIS ENERGI TERBARUKAN DAN ZERO WASTE

02 Mei 2024

Korporasi global semakin serius mengembangkan model bisnis ramah lingkungan dalam kerangka keberlanjutan eksistensi bisnis korporasi (Corporate Sustainability). Keberlanjutan itu salah satunya dengan menjalankan konsep green economy, dimana tujuannya tidak saja untuk mengambil tanggungjawab bagi keselamatan bumi kita, namun juga menghasilkan profit bagi perusahaan melalui program sertifikat kredit karbon.

PT Mahkota Group Tbk (MGRO), perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri kelapa sawit ini memiliki pandangan yang sama terhadap Corporate Sustainability yang didorong oleh United Nations Global Compact dan pemerintah Republik Indonesia bahwa budaya bisnis dan praktik bisnis perusahaan sudah harus menerapkan prinsip green economy.

Perusahaan telah mulai merintis pembangunan green economy melalui pembangunan pabrik berbasis energi terbarukan (EBT). MGRO memiliki potensi pengurangan emisi sebesar 95.246 MTCO2 per tahun. Tidak hanya itu, Perusahaan agro industi ini juga punya potensi untuk melakukan efisiensi biaya solar industri untuk kebutuhan bahan bakar untuk kegiatan produksi hingga Rp70 miliar per tahun dengan strategi beralih memakai bahan bakar energi terbarukan biogas. Bahkan, MGRO memiliki peluang untuk penggunaan EFB (empty fruit bunches) atau tandan buah kosong (tankos) sebagai bahan bakar untuk menggantikan cangkang dengan menghasilkan penghematan dari sekitar Rp19,6 miliar per tahun serta sebagian akan diproduksi menjadi produk pupuk organik dengan potensi pendapatan Rp132 miliar per tahun.

“Kami tengah merancang penggunaan energi biogas dan memanfaatkan tankos sebagai sumber energi yang kami olah untuk bahan bakar pabrik kami. Kebijakan ini berpotensi menghasilkan penghematan biaya bahan bakar sekaligus mendapatkan income baru. Seperti menggunakan tankos sebagai ganti konsumsi cangkang. Kami dapat penghematan bisa Rp19 miliaran per tahun dan bisa pula dapat income baru dari penjualan cangkang yang tidak lagi kami konsumsi. Selain itu sebagian tankos juga akan diproduksi menjadi pupuk organik yang bisa menghasilkan pendapatan,” ujar Usli Sarsi, Direktur Utama PT Mahkota Group Tbk, pekan ini.

Lebih jauh, Dirut menjelaskan komitmen MGRO untuk mendorong pengembangan program Integrated Sustainable Agro Industry, sebuah model industri inovatif yang menggabungkan keberlanjutan, efisiensi energi, energi terbarukan, dan nol emisi karbon. Melalui komitmen inovasi dan pengelolaan lingkungan yang bersinergi, model industri ini mewakili visi masa depan fasilitas industri kelapa sawit terintegrasi, di mana keberlanjutan, produktivitas, dan tanggung jawab lingkungan berpadu dengan baik.


Incar Peluang Pendapatan Dollar dari Kredit Karbon

Berbagai kebijakan bisnis MGRO untuk beralih menggunakan bahan bakar Energi Baru dan Terbarukan (EBT) berpeluang membawa perusahaan ini untuk mengantongi sertifikat kredit karbon. Potensi untuk memperoleh pengurangan emisi sampai 95.246 MTCO2 dari kebijakan EBT adalah potensi bisnis ekonomi hijau yang menjadi perhatian besar bagi manajemen MGRO.

Sebagai perbandingan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan harga perdagangan kredit karbon pada uji coba untuk pembangkit listrik berkisar US$2 hingga US$18 per ton. Bahkan, harga perdagangan kredit karbon di Uni Eropa telah mencapai lebih dari US$80 per ton.

Corporate Secretary  PT Mahkota Group Tbk, Elvi mengatakan ada satu pabrik saat ini yang sudah disiapkan sebagai pioner untuk menjadi pabrik yang beroperasi dengan dukungan bahan bakar EBT. Pabrik ini diharapkan sudah bisa beroperasi secara bertahap pada pertengahan tahun ini juga, sehingga bisa memberikan dampak langsung pada efisiensi biaya bahan bakar sekaligus mendukung agroindustri berbasis ekonomi hijau yang menjadi komitmen bagi korporasi di dunia dan Indonesia.

“Kami sudah dalam tahap implementasi energi baru dan terbarukan. Mudah-mudahan tahun ini kami sudah bisa mengoperasikan di salah satu pabrik kami. Dan proyek ini akan makin kami perluas ke unit-unit bisnis kami,” kata Elvi menjelaskan.

PT Mahkota Group Tbk sampai saat ini mempunyai jumlah karyawan kurang-lebih 1000 karyawan. Saat ini wilayah operasional dari anak perusahaan PT Mahkota Group Tbk meliputi 2 pabrik minyak kelapa sawit di Sumatera Utara, 4 pabrik minyak kelapa sawit, 1 unit Refinery, 1 unit Kernel Crushsing Plant di provinsi Riau dan 1 pabrik minyak kelapa sawit di provinsi Sumatera Selatan serta Bulking Station di Dumai.

Menurut Elvi, perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip pengolahan minyak kelapa sawit yang berkelanjutan ( sustainable palm oil ), standar kerja yang tinggi dan juga membangun kemitraan dengan masyarakat sekitar. Keberhasilan PT Mahkota Group Tbk terbukti dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9001:2015, 14001:2015, 22000:2018, 45001:2018, 37001:2016, Halal, SNI, SMK3, ISCC dan ISPO pada anak perusahaan.

Kebijakan bisnis dalam kerangka Corporate Sustainability dan program Integrated Sustainable Agro Industry menjadi roadmap bisnis bagi Mahkota Group.

Sumber : https://medan.tribunnews.com/2024/05/02/menuju-green-economy-mahkota-group-mulai-terapkan-pabrik-berbasis-energi-terbarukan-dan-zero-waste