WAKIL KETUA APINDO SUMUT USLI SARSI SAWIT DAPAT MENJADI KEKUATAN EKONOMI INDONESIA
15 Januari 2024
Langkah pemerintah melakukan hilirisasi sawit, bukan saja untuk menyelamatkan petani dan industri sawit di dalam negeri tapi juga dapat menjadi kekuatan ekonomi Indonesia.
"Berpuluh-puluh tahun hasil produksi sawit Indonesia berupa Crude Palm Oil (CPO) bergantung pada negara luar. Ini dapat terlihat dari volume ekspor CPO Indonesia terus mengalami kenaikkan, sementara nilai ekspor CPO Indonesia berfluktuasi dan lebih banyak mengalami penurunan" ungkap Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sumatera Utara membidangi pertanian dan perkebunan, Usli Sarsi melalui pesan singkat, Jumat (12/1)
Merujuk data Kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai (PEB dan PIB) Kementerian Keuangan ungkap Usli, volume dan nilai ekspor CPO Indonesia periode 2000-2015 cenderung mengalami kenaikan. Tahun 2000 volume ekspor CPO 4,1 juta ton, naik menjadi 26,5 juta ton pada tahun 2015. Sedangkan nilai ekspor CPO Indonesia periode 2000-2012 naik dari 1,1 miliar USD tahun 2000 menjadi 17,6 miliar USD. Kemudian turun menjadi 15,4 miliar USD tahun 2015.
Penurunan nilai ekspor ini kata Usli menunjukkan produksi CPO mudah dipermainkan dengan tujuan harga CPO Indonesia turun. Ini tentu saja sangat merugikan para pelaku industri sawit salah satu adalah petani.
Menurut Usli, Indonesia satu-satunya negara yang berpotensi meningkatkan industri sawit. Dari segi lahan, Indonesia negara yang sangat cocok ditanami sawit. Indonesia negara yang paling luas dilewati garis khatulistiwa dimana tanaman sawit dapat tumbuh subur. Tidak mengherankan kalau Indonesia menjadi negara terluas memiliki perkebunan sawit. Dengan luas lahan perkebunan sawit yang dimiliki, Indonesia sebagai negara penghasil CPO terbesar di dunia.
"Masih banyak lahan kosong yang dapat dijadikan perkebunan sawit tanpa merusak hutan dan lahan gambut. Selain itu hasil produksi sawit Indonesia masih bisa ditingkatkan dari 2,70 ton per hektar menjadi 3,90 ton per hektar setara CPO. Bisa dibayangkan produksi CPO Indonesia berlimpah," ungkap Usli.
Produksi sawit berlimpah sangat menguntungkan mengingat hasil sawit dapat diolah menjadi berbagai macam produk. Selama ini hasil sawit lebih banyak masih diolah menjadi mentah berupa CPO dan hanya sebagian kecil diolah menjadi produk seperti kosmetik, minyak goreng, sabun dan beberapa produk lainnya. Ada ratusan produk turunan yang bisa dihasilkan dari sawit.
Untuk mengolah hasil sawit yang berlimpah lanjut Usli, hilirisasi adalah jawabannya. Dengan hilirisasi komoditas yang tadinya di ekspor dalam bentuk mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau jadi. Itu otomatis banyak menyerap lapangan kerja.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mencatat kinerja sektor kelapa sawit dalam negeri melibatkan 2,4 juta petani swadaya dan 16 juta tenaga kerja. Jika hilirisasi berhasil dilakukan maka semakin banyak tenaga kerja yang terserap karena akan banyak tumbuh industri yang mengelola produk berbahan sawit.