Ikuti kami




MINAT INVESTASI SAHAM MENINGKAT SIGNIFIKAN

22 Desember 2018

Medan, (Analisa).  Minat investor saham di dalam negeri meningkat secara signifikan. Meliris data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per tanggal 19 November 2018, jum­lah investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 829.426 single investor identification (SID) me­ningkat 31,97% diban­ding­kan jumlah investor akhir 2017 lalu sebanyak 628.491 SID. Pe­ningkatan jumlah investor saham juga ter­jadi di Sumut. Sampai bulan November BEI Perwakilan Sumut mencatat investor saham asal Sumut sekitar 36 ribu SID.

Peningkatan jumlah inves­tor saham di Indonesia termasuk di Sumut disambut baik Direktur Utama PT Mahkota Group, Usli Sarsi. “Diharapkan jumlah in­vestor saham di tahun men­datang terus meningkat,” sebut Usli, belum lama ini.

Bila dibandingkan dengan jumlah po­pulasi penduduk, jumlah investor saham di Indonesia masih sedikit yakni masih di ba­wah 1%, termasuk di Sumut. Kalau dilihat dari negara Asean jumlah investor saham sudah lebih banyak.

Kesadaran masyarakat Indonesia untuk menjadi investor saham masih sangat ren­dah. Masyarakat Indonesia masih tertarik berinvestasi dalam bentuk tabungan atau deposito. Padahal dengan menjadi investor saham lebih menguntungkan.

Penyebab masih rendah­nya masyarakat Indonesia menjadi investor saham karena masih menganggap beli saham adalah judi. Anggapan ini sangat keliru. Membeli sa­ham bukan berarti mengadu nasib untuk mem­peroleh keberuntungan. Tapi butuh sedi­kit keterampilan dalam memilih saham yang memberikan keuntungan.

Tidak sulit untuk memilih saham mana yang mem­berikan keuntungan. Investor sa­ham cukup memperhatikan tiga hal. Per­tama sektor apa yang sekarang lagi trand. Salah satu sektor yang mengalami trand adalah kalapa sawit. Kebijakan pemerintah pada tahun 2019 yang menerapkan B20 akan meningkatkan penggunaan kepala sa­wit di Indonesia lebih banyak. Ini akan me­ningkatkan harga sawit yang lebih baik. Selain sawit, masih ada sektor lainnya.

Kedua yang harus diper­hatikan adalah su­sunan pengurus dari perusahan. Apakah susunan pengurus memiliki rekam jejak yang baik atau tidak. Dengan rekam jejak pengurus akan menen­tukan pertumbuhan peru­sahaan di masa akan datang. Ketiga la­poran keuangan perusahaan apakah mem­peroleh keuntungan atau tidak.

“Dengan mengetahui tiga hal tersebut, menjadi investor saham akan memperoleh keuntungan,” kata Usli.


Investasi

Memasuki tahun 2019, banyak investor yang mela­kukan wait and see. Alasanya tahun 2019 adalah tahun politik yang penuh ketidak­pastian.

Menurut Usli, sikap wait and see yang banyak dila­kukan pelaku usaha tidak perlu berlebihan. Pesta demokrasi yang dilaku­kan di Indonesia sudah berlangsung ber­ulang kali dan terbukti tidak memberi pe­nga­ruh buruk pada perekonomia. Kalau pun terjadi penurunan, sangat sedikit.

“Perusahaan yang ingin IPO tidak perlu harus ber­lama-lama, menunggu suhu poli­tik menurun,” sebut Usli.

Dengan melakukan IPO banyak manfaat yang di­peroleh perusahaan. Salah satu memperoleh penam­bahan modal yang ber­asal dari masyarakat untuk mengem­bang­kan perusahaan yang lebih besar. Dengan mem­peroleh modal dari per­bankan, perusa­haan harus memikirkan untuk mengem­balikan pinjaman. Untuk perusahaan dapat ber­kem­bang butuh waktu beberapa tahun.

“Bagaimana mungkin perushaaan bisa berkembang kalau belum memperoleh ke­un­tungan sudah harus mengembalikan pin­jaman,” tandasnya. (rin)

Sumber :  https://harian.analisadaily.com/ekonomi/news/minat-investasi-saham-meningkat-signifikan/667963/2018/12/22