Ikuti kami




PILIH YANG PROSPEKTIF JANGKA PANJANG

23 Desember 2018

JAKARTA, Bagi Usli Sarsi, berinvestasi bukan sekadar mengejar cuan dalam waktu cepat. Direktur Utama PT Mahkota Group Tbk (MGRO) ini menilai, investasi merupakan jalan untuk mencapai kebebasan finansial di masa depan.

Itu sebabnya, instrumen yang dipilih juga harus prospektif dalam jangka panjang. Pengalaman Usli dalam berinvestasi tak seperti banyak orang.

Pria kelahiran 1971 ini mengawali investasi dengan membentuk perusahaan bersama kerabatnya. Usahanya bergerak di bisnis properti. Kala itu, usianya masih muda, sekitar 24 tahun.

Tapi, ia memulai bisnis properti bukannya tanpa pengalaman. Sejak lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), pria asal Tanjung Leidong, LabuhanBatu, Sumatera Utara, ini langsung bekerja di perusahaan keluarga yang bergerak di bidang kontraktor. Karena alasan pekerjaan ini, ia memilih meninggalkan banku kuliah.

Usli bercerita, kala itu, ia tertarik menjalani bisnis properti karena perkembangan pembangunan di Kota Medan, Sumatera Utara, sedang melaju cepat. “Harga properti juga bergerak cepat, keuntungan cukup besar,” kisah dia. Asal tahu saja, kala itu, dari bonus perusahaan, Usli bisa membeli properti berupa rumah tinggal.

Seiring waktu, dia melakukan diversifikasi investasi dengan membeli kebun sawit. Pertimbangan dia, bisnis sawit prospektif.

Tapi, Usli hanya mengelola kebun sawit itu selama enam tahun. Dia memilih menjual kebun, sebab dalam beberapa tahun berikutnya, harga kebun dan kelapa sawit melonjak signifikan. “Saya bahkan mendapat keuntungan hingga 500% setelah terjual”. Ungkap dia.

Selain investasi sektor riil, Usli juga menjajal instrumen seperti deposito, emas hingga saham perusahaan terbuka. Strategi yang sama juga dia terapkan saat memilih saham. Ia memilih saham di sektor perkebunan, bank dan properti. Ia menyakini ketiga sektor itu punya prospek bisnis ke depan yang selalu bagus.


Tipe moderat-agresif

Dari semua instrumen investasi, pria lulusan SMA WR Supratman, Medan, ini lebih menyukai investasi di bidang perkebungan sawit. Itu sebabnya, dia bahkan mendirikan perusahaan perkebunan dan pengolahan sawit, yaitu Mahkota Group, yang ia kelola hingga saat ini.

Alasannya sederhana, Kelapa sawit dan bisnis hilirnya memiliki potensi yang luar biasa di masa depan, baik untuk industri maupun energi yang terbarukan.

Saati ini, portofolio investasi Usli mayoritas dalam bentuk investasi riil, berupa perkebunan dan pengolahan sawit. Porsinya mencapai 70%. Sisanya, berupa properti, saham, emas, deposito dan tabungan.

 

Usli mengkategorikan diri sebagai investor bersifat moderat sedikit agresif. Dia akan bersikap moderat ketika situasi normal. Namun, saat melihat peluang atau indikator ekonomi dan momentum bisnis yang arahnya bergerak bagus, ia menjadi sedikit agresif.

Meski lebih agresif, bukan berarti mengabaikan dua prinsip utamanya dalam berinvestasi. “Tetap jadi investor cerdas, jeli dan teliti. Berinvestasilah pada sektor-sektor yang memiliki potensi besar di masa depan,” ungkap ayah dua anak ini.

Prinsip berikutnya, sebaiknya investasi untuk jangka panjang, bukan mengejar cuan sesaat.

Lantaran telah merasakan manfaat dari investasi, Usli rajin membagi pengalaman kepada kerabat maupun teman-temannya. Berdasarkan pengalaman, Usli bilang, investor pemula sebaiknya mengenali lebih dahulu jenis instrumen yang akan dibeli.

Pahami karakteristik instrumen tersebut. “Setelah itu harus berani mengambil langkah. Jangan terlalu banyak berspekulasi dan jadilah investor jangka panjang” ucap dia.

Sumber : Harian Kontan terbit 22 Desember 2018