HILIRISASI PRODUK CPO DAN PENINGKATAN EKSPOR PT MAHKOTA GROUP TBK (MGRO)
10 September 2021
Medan - Berasal Dari Kontraktor Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit, PT Mahkota Group Tbk (MGRO) yang kini memiliki sebanyak 7 Pabrik Kelapa Sawit 2 diantaranya berada di Sumatera Utara 4 berada di Riau dan 1 berada di Sumatera Selatan . Kini terus berinovasi meningkatkan hasil produksi pada hilirisasi produk CPO dan peningkatan ekspor. Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Mahkota Group Tbk (MGRO) Usli Sarsi, dalam dialog khusus dan disiarkan secara langsung, dari Studio satu iNews Biro Medan (Kamis 09/09/2021).
Usli Sarsi juga mengaku optimistis kalau perusahaan yang dipimpinnya dapat melanjutkan kinerja positif di sisa tahun ini dengan hasil yang lebih baik. Karena Berdasarkan laporan keuangan semester I/2021, MGRO mencetak penjualan sebesar Rp2,65 triliun, atau naik 107 persen year-on-year. MGRO tercatat melakukan penjualan lebih dari 10 persen kepada pihak ketiga, yakni : Agri Oils Pte Ltd. , Sover Trade Pte Ltd, PT Musim Mas, dan PT Intibenua Perkasatama.
Menurut Direktur Utama Mahkota Group Usli Sarsi, perbaikan kinerja Perusahaan ditopang oleh level harga CPO yang tetap tinggi sepanjang tahun 2021. Menurutnya, harga CPO yang telah menyentuh kisaran US$1.100 per ton memungkinkan MGRO mencatatkan angka penjualan yang menggembirakan yang didukung dengan peningkatan kapasitas produksi CPO perusahaan.
PT Mahkota Group Tbk (MGRO) yang sempat merevisi target kinerjanya untuk tahun ini akibat dampak pandemi covid-19, dengan menurunkan proyeksinya sekitar 30% untuk perolehan pendapatan dan laba hingga akhir tahun, namun usli sarsi mengaku tetap realistis dalam mematok kinerja perseroan, karena memang dampak covid-19, tidak terlalu dirasakan bagi operasional perusahaan. Yakni dengan menyiapkan beberapa strategi dan beberapa terobosan dan inovasi.
Dalam hal pengembangan pengolahan limbah sawit Usli Sarsi mengaku kalau PT Mahkota Group Tbk (MGRO) telah menjalin kerja sama dengan salah satu Perusahaan di Prancis dengan pengembangan pengolahan limbah sawit menjadi gas metana. Dan diharapkan bisa menjadi satu nilai tambah, karena gas metana yang dihasilkan bisa diproses menjadi gas bahan bakar untuk pembangkit listrik atau power plant. dan green energy ini juga akan dibangun di Riau yang bisa memberikan tenaga listrik hingga 20 ribu rumah.