UNIVERSITAS MTU GELAR SEMINAR BERBUDAYA SIGAP
21 Mei 2024
Sistem pendidikan saat ini hanya bertujuan untuk membuat anak didik menjadi “pemenang” dan “terkenal” tapi tidak membekali anak didik tentang rahasia untuk sebuah kehidupan yang berbahagia, yaitu kemampuan untuk membedakan yang benar dan yang tidak benar
Demikian diungkapkan I Nyoman Sumantra, S.Pd., M.Sos saat menjadi nara sumber seminar bertajuk “Berbudaya SIGAP Berdaya Saing Global” yang dilaksanakan Universitas Mahkota tricom Unggul (MTU) di Gedung Grand Jati Junction Tower C Lantai 25 Jalan Perintis Kemerdekaan Medan, Jumat (17/5).
Dikatakan Nyoman mewujudkan MTU sebagai "Sacred Place of Learning" untuk SDM yang unggul melalui Nilai-Nilai Kemanusiaan.
Karakter adalah terpenting. Ketika kekayaan hilang, tidak ada yang hilang. Ketika kesehatan hilang, barulah ada sesuatu yang hilang dan ketika karakter yang hilang, berarti segalanya hilang.
Menurutnya faktor penentu tercapainya tujuan sebuah bangsa adalah kualitas pendidikan. Dengan kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan kualitas sumber daya manusia. Bila kualitas sumber daya manusia baik akan membentuk karakter bangsa dengan demikian kemajuan bangsa bisa tercapai. Dalam membangun bangsa bermartabat yang paling penting adalah jati diri individu sehingga membentuk jati diri bangsa.
Kualitas manusia ditentukan dari karakter orang tersebut. Manusia hidup melawan kodrat maka itu adalah penderitaan. Manusia hidup sesuai dengan kodrat maka itu adalah kebahagiaan. Maka Manusia hadir dari kasih, lahir melalui kasih, hidup dalam kasih dan melepaskan diri dengan kasih. Dengan kasih dapat melahirkan kebenaran, tanpa kekerasan, kebajikan dan kedamaian.
Untuk Mewujudkan Manusia Berkarakter dibutuhkan mindset, moral dan akhlak.
Soft Skill
Sedangkan Ketua Yayasan Mahkota Tricom, Usli Sarsi mengingatkan “Soft Skill kunci sukses di era pendidikan tinggi modern.
Ada tiga komponen dasar kesuksesan dalam hidup yakni Spiritual Quotient (SQ) kemampuan untuk memahami dan menghubungkan diri dengan makna hidup, nilai, dan aspek spiritual dalam kehidupan. Emotional Quotient (EQ) kemampuan dalam mengenali, memahami, dan mengendalikan emosi mereka sendiri serta memahami emosi orang lain. Kecerdasan ini penting dalam membangun hubungan pribadi, profesional, maupun sosial serta menunjukkan empati terhadap perasaan orang lain, dan Intelligence Quotient (IQ) kemampuan intelektual dalam memecahkan masalah, memahami informasi, dan menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan pemikiran logis. Kecerdasan dalam berpikir, mengingat, memahami, mengevaluasi, mengolah, menguasai lingkungan, dan bertindak secara terarah.
Untuk dapat bertahan hidup ungkap Usli yang juga Direktur Lembaga Pendidikan Sathya Sai Indonesia (LPSSI) bukan yang paling kuat yang bisa bertahan hidup. Bukan yang paling pintar yang bisa bertahah hidup, namun yang bisa beradaptasi adalah yang bisa bertahan hidup adalah memiliki soft skill
Ada enam komponen soft skill yakni kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengorganisasi, kepemimpinan, kemampuan berusaha, kemampuan bekerjasama dan sikap dan moral.
Hasil penelitian di Universitas Harvard menunjukkan kesuksesan tidak ditentukan oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill), tetapi lebih ditentukan oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Faktor hard skill berpengaruh hanya sebesar 20 persen saja terhadap kesuksesan seseorang, dan sisanya 80 persen adalah faktor soft skill.
Sebelumnya Rektor Universitas MTU Dr. Dompak Pasaribu, SE., M.Si., CPA, CACP menyampaikan Universitas MTU memiliki moto SIGAP yakni Spritual, Integritas, Gigih, Adaptif, Profesional.
Dikatakannya Universitas MTU baru berjalan dua tahun setelah mengalami perubahan dari sekolah tinggi yang hanya memiliki dua prodi yakni manajemen dan akuntansi menjadi universitas dengan enam prodi yakni bisnis digital, manajemen, agribisnis, teknologi informasi, sistem informasi dan akuntansi.
“Dengan moto yang dimiliki Univesitas MTU yakni mampu menjadi universitas unggul,” ungkapnya.
Sumber : https://medan.tribunnews.com/2024/05/20/universitas-mtu-gelar-seminar-berbudaya-sigap